Patung Brahma Lelare
Pada Tangal 01 June 2020 | Dilihat 3230 Kali

Bupati Gianyar Tjokorda Raka Dherana, SH (1983-1993) memiliki program kerja bahwa disetiap pertigaan atau perempatan jalan alteri menghubungkan Gianyar harus dibuatkan Patung sebagai ciri Gianyar sebagai Kota Seni Budaya. Suatu hari ditahun 1989, Bupati mengundang rapat para tokoh masyarakat untuk membicarakan model patung yang akan dibangun . Usulan Para tokoh menginginkan bentuk patung Pahlawan atau pewayangan. Tetapi khusus di Pertigaan Banjar Blahtanah Sakah Batuan Kaler, Tokoh Desa Mas Ida Bagus Aji Mangku Ambara pengusaha POP Art yang sukses dikala itu, meminta kepada Bupati konsep patung dan segela biaya akan ditanggung beliau karena menurut Ida Bagus Aji Mangku beliau berpendapat bahwa pertigaan sakah memiliki nilai sakral atau "Tenget" karena nama Banjar disana Blah-Tanah yaitu tanah terbelah dan nama SAKA-AH ( Sakah) artinya Linggam dan ada Pura Hyang Tiba disebelah barat lokasi.
Seperti dituturkan oleh Ida Pedanda Buda Sukawati kepada penulis bahwa konsep Patung Sang Hyang Brahma Lelare didapat melalui semadi oleh Almarhum Ida Bagus Putra disaat beliau berdua memancing di Pantai Saba Blahbatuh Purnama Ketiga tahun 1985. Ketika almarhum rebahan dipasir pantai disaat tengah malam secara tidak sadar muncul sosok Patung Brahma Lelare ini. Nah konsep ini kemudian dipresentasikan oleh Ida Bagus Aji Mangku didepan Gubernur Bali Ida Bagus Oka dan Bupati Gianyar Tjokorda Raka Dherana, SH dalam kunjungan kerja Gubernur Bali Ke Gianyar. Gubernur Bali sangat mendukung konsep patung tersebut yang akan dibangun di pertigaan Sakah.

Patung Sang Hyang Brahma Lelare adalah perwujudan Ida Sang Hyang Widi sebagai bayi artinya siklus kehidupan seorang manusia. secara Teologi Hindu patung tersebut lambang penyatuan SIwa -Budha (Ang Ung Mang, Wijil Sang Hyang Tri Sakti. Sang Buk Buk Sah, Sang Hyang Gagak Aking—Patemuaning Siwa Budha Sakti Patwa Sang Hyang Brahma Lelare Pinake Ratuning Wisesa). Peletakan Batu Pertama tahun 1990 dikerjakan oleh Wayan Wijana Sangging Kadis PU Gianyar dan Gadja Suryadi Ubud sebagai pihak kontraktor. Replika patung Kayu dari Cendana duluan sudah dipahat oleh Ida Bagus Putra tersimpan di Geria Pita Maha Mas Ubud. Adalah I Ketut Sugata yang dipercaya mengerjakan patung tersebut dari Desa Keramas Blahbatuh bersama kawan-kawan yang sebelumnya telah berhasil mengerjakan Monumen Badjra Sandhi dengan arsitek Ida Bagus Tugur. Kini Patung Bayi sakah masuk 10 besar patung di dunia versi google. Piodalan patung ini dilakukan oleh Desa Adat setempat dan pendanaan masih didukung oleh Pemkab Gianyar setiap 210 hari sekali. Demikian sekilas tentang lahirnya Sang Hyang Brahma lelare dan Tesis penelitian patung ini akan diungguh di :