Dalam Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor : 0257/1971, disebutkan bahwa Ida Bagus Njana adalah pemahat (wood carver) Bali yang kreatif. Beliau lahir tahun 1912 merupkan keturunan Brahmana Mas ke-14. Ayah beliau adalah seorang Pandeta Hindu Ida Pedanda Anom hidup bertani dan seorang Undagi (ahli bangunan Bali) , penari, pengukir dan penulis lontar. Ida Pedanda Anom bersama Ida Pedanda Istri dikarunia putra Ida Bagus Njana yang diprediksi akan menjadi seniman besar dibidang seni patung. Adik Ida Bagus Njana bernama Ida Ayu Made Nyani. Mereka hidup penuh kasih sayang dibawah asuhan sang Dwijati. Tetapi sayang kebahagiaan itu tak berlangsung lama, karena Ida Pedanda istri (ibunda beliau) meninggal dunia ketia Ida Bagus Njana berusia 11 tahun.

Dalam usia remaja Ida Bagus Njana menekuni tari topeng , salah satu penari Prabu di Topeng Panca, dan sering mementaskan topeng SIdhakarya. Beliau juga ikut menari wayang wong berperan sebagai laksamana. Dibidang seni ukir, beliau punya bakat tinggi atas bimbingan Ida Pedanda yang terkenal sebagai undagi. Ida Bagus Njana adalah pembaca lontar.

Ida Bagus Njana menikahi Ida Ayu Ketut Tinggal Wangsa Brahmana Mas tahun 1934 masih satu rumah bersama Ide Pedanda. Hidup sederhana dari bertani dan mendapat penghasil tambahan dari penjualan patung pada waktu itu hanya iseng dibuatnya. Pariwisata Bali mulai dikunjungi wisatawan setelah 1908, membuat pasaran patung Bali sebagai souvenir semakin diminati turis. Ida Bagus Njana dalam membuat patung bukan semata- mata karena laku dijual, tapi memang tumbuh dari hatinya, hasil penjualan hanya menunjang hobinya, terbukti banyaknya patung diciptakannya tanpa memperhatikan selera pembeli. Gaya patung NJANA ini ternyata mengangkat namanya menjulang tinggi ke di tanah air dan luar negeri.

Ida Bagus Njana dan Ida Ayu Ketut Tinggal dikaruniai keturunan besar yaitu 10 anak dan anak tertua lahir akhir tahun 1934.

(Dikutip dari : Buku Ida Bagus Njana Hasil Karya dan Pengabdian oleh : Drs. Suradi HP).